Bumi Sriwijaya — Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi ditambah harga jual sawit yang rendah menjadi persoalan yang dihadapi petani kecil sawit. Persoalan lain yang juga menjadi keluhan petani kecil sawit mendapatkan bibit sawit bersertifikat.
Hal inilah yang menjadi perhatian serius oleh Himpunan Tani Milenial Sumatera Selatan dan dewan pimpinan Kabupaten Pemuda Tani HKTI OKU dengan menggelar Forum Group Discussion dengan tema Membentuk Petani yang Mandiri, Inovatif dan berjiwa enterpreneurship di Aula rumah dinas Bupati OKU Sabtu (11/3/2023).
Dalam Forum Group Discussion ini juga dilakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel terutama saat musim kemarau.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Ir Agus Darwa Msi mengapresiasi terobosan yang dilakukan kaum milenial yang prakasai HITMI Sumsel karena perhatiannya dibidang pertanian secara umum.
“Bukan saja kalangan orang orang yang sudah tua ataupun senior persoalan pertanian juga disoroti kaum muda ataupun kaum milenial yang tujuan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,”kata Agus Darwa kepada wartawan usai menghadiri FGD Sabtu (11/3/2023).
Agus berharap dengan adanya sorotan dari kaum milenial ini perpanjangan tangan dalam arti yang luas. Yang pertama bagaimana kaum milenial yang tergabung dalam HITMI ini dapat membantu menghidupkan kembali dan menguatkan kembali aktivitas pertanian di daerah masing masing.
“Yang kedua bisa memulihkan kondisi yang selama ini sudah agak menurun, baik itu menurun kualitas tanah, tanaman, bibit dan produksi hasil tanamnya inilah harus dilakukan para kaum milenial di HITMI,”tambahnya.
Selain itu, kata Agus para kaum milenial di HITMI juga diharapkan dapat membantu proses percepatan semua aktivitas pertanian sebagai perpanjangan tangan dunia pertanian secara luas termasuk peternakan, perkebunan, perikanan yang semuanya berkaitan dengan pangan.
Masih dikatakan Agus, kaum milenial juga harus mengajak para petani untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengetahuannya kemampuan dan skilnya salah satunya melalui FGD yang dilaksanakan hari ini ataupun pelatihan pelatihan lainnya.
“Sehingga apapun itu yang bergerak dibidang pertanian baik secara ilmu dan logika dapat diterima serta bermanfaat. Baik antara infac dan benefitnya ada dengan tujuan meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan dan pencapaian kesejahteraan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar