Bumi Sriwijaya – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang juga selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumsel Tyas Fatoni mengunjungi kerajinan sulam benas emas ranau. Lokasi pusat kerajinan tersebut berada di Lamban Gedung Jepara, Desa Jepara, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, Rabu (15/11/2023).
Kunjungannya kali ini, Tyas Fatoni didampingi oleh Ketua TP PKK yang juga adalah Ketua Dekranasda Kabupaten OKU Selatan Isyana Lonitasari beserta para pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumsel Desi Edward Chandra. Tyas Fatoni dengan saksama melihat langsung produksi kain sulam benang emas ranau, mulai dari proses memasukkan benang emas ke dalam jarum hingga menjahit kain sesuai pola.
Tyas Fatoni juga berbincang singkat dengan salah seorang pengrajin kain, dia bertanya tentang filosofi motif pada kain tersebut. Terlihat raut wajah kagum dari dirinya melihat kesigapan dan ketelitian para pengrajin dalam proses pengerjaan sulaman dikarenakan dalam pengerjaannya membutuhkan keterampilan, juga perlu ketelitian dan kesabaran.
“Saya mengapresiasi para pengrajin kain sulam benang emas yang masih mau menekuni kerajinan ini. Perlu kita jaga kelestarian dan kearifan lokal ini agar tidak punah tergerus zaman,” ucap Tyas Fatoni.
Dia juga berharap agar para pengrajin meneruskan tradisi membuat kain sulam benang emas kepada kaum muda saat ini.
“Lakukan regenerasi dan menularkan ilmu menyulam benang emas kepada kaum muda,” kata dia.
Proses pembuatan kain sulam sendiri merupakan teknik menghias kain beludru dengan cara menempelkan benang emas dengan tusuk balut atau sulaman dengan jahit ikat benang warna merah pada permukaan kain berbentuk motif kayu hara. Nantinya akan memberikan kesan indah dan mewah.
Motif kayu hara memiliki keunikan dan menarik di mata konsumen karena dicampur dengan bermacam-macam bentuk motif lainnya. Sulaman benang emas kayu hara diadaptasi dari filosofi legenda terbentuknya Danau Ranau yang dipercaya secara turun temurun asal-usul Danau Ranau berasal dari pohon ara raksasa (hara).
Kain sulam benang emas merupakan kerajinan khas suku Ranau yang menonjolkan sulam benang emas dan biasa diaplikasikan pada upacara pernikahan yang dipasang pada latar pelaminan (pedandanan) dan sebagai selendang pada pakaian adat pengantin Ranau. (*)
Tidak ada komentar