Bumi Sriwijaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) telah melakukan upaya pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak melalui vaksinasi PMK. Tak tangung-tanggung hingga Januari 2023 ini vaksinasi telah terealisasi sebanyak 196.084 dosis atau 60.33 % dari total vaksin yang telah didistribusikan sebanyak 325.000 dosis.
Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya disela-sela mengikuti kick of vaksinasi PMK secara nasional tahun 2023 secara virtual bertempat di Asosiasi Peternak dan Penjual Hewan Qurban Kota Palembang, Muhammad Idil Fitriansyah Jala Pangeran Ayin, Kecamatan Sako Palembang, Sabtu (28/1) pagi menegaskan, Pemprov Sumsel melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan telah melakukan vaksinasi PMK bagi ribuan hewan ternak di Sumsel.
“Melalui vaksin yang kita laksanakan hari ini dapat meyakinkan para pelaku usaha ternak yang ada Sumsel ini untuk tidak khawatir dalam menjalankan usaha ternalnya,” kata Mawardi Yahya.
Mawardi menegaskan, penyuntikan vaksin terhadap ternak sapi warga merupakan upaya pemerintah dalam membantu para peternak agar tidak merugi akibat wabah PMK..
“Kita minta yang diberikan vaksin ini adalah sapi yang belum terjangkit PMK. Karena ini untuk mencegah. Kalau untuk sapi yang sudah terjangkit, tentu penanganannya berbeda,” terangnya.
Disamping itu juga, dia mengimbau masyarakat tida resah terkait PMK pada sapi, karena upaya pemerintah dalam mencehah penyebaran virus PMK telah maksimal dilakukan.
“Masyarakat tidak perlu takut dengan sapi yang terjangkit PMK, karena kualitas dagingnya tidak akan berpengaruh dan tetap aman dikonsumsi. Namun, PMK tersebut akan berpengaruh pada harga jual daging yang tentunya merugikan peternak,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu pula, Mawardi memberikan apresiasi kepada Satgas PMK Sumsel yang telah bekerja dengan giat dalam mengendalikan PMK.
“Saya mewakili pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada satgas PMK yang telah bahu-membahu dalam upaya pengendalian PMK,” tambahnya.
Diakhir sambutannya, Wagub mengharapakan pengendalian PMK dilakukan dengan semakin optimal begitu pula dengan pengawasan mobilitas angkutan ternak diwilayah Sumsel harus lebih diperketat.
“Vaksinasi PMK dimaksimalkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan termasuk fungai check point lalulitas ternak antar provinsi harus lebih diperketat,” pungkasnya.
Sementara itu Muhammad Idil Fitriansyah salah satu anggota Asosiasi Peternak dan Penjual Hewan Qurban Kota Palembang mengaku senang dengan digelarnya vaksinasi PMK yang dilakukan Pemprov Sumsel.
“Sebelumnya kami sempat khawatir, namun setelah ada vaksin PMK kami bisa lega. Apalagi vaksi PMK ini diberikan secara cuma-cuma oleh Pemprov,: ucapnya dengan nada senang.
Dilain pihak epala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ir Ruzuan Efendi menyebut capaian vaksinasi PMK di Sumsel pada Januari 2023 telah terealisasi sebanyak 196.084 dosis atau 60.33 % dari total vaksin yang didistribusikan sebanyak 325.000 dosis.
“Capaian tersebut akan terus kami tingkatkan sampai batas waktu yang telah ditetapkan,” kata Ruzuan
Ruzuan menuturkan strategi penanganan PMK cukup serius dilakukan Pemprov Sumsel diantaranya dengan membentuk gugus tugas, mendirikan posko, melakukan pendataan dan penandaan ternak di Sumsel. Selain itu juga diberikan vaksinasi, dan distribusi bantuan logistik disinfektan, obat-obatan dan vitamin, serta pembatasan lalu lintas hewan.
“Mengingat PMK dapat menimbulkan keriugian ekonomi yang cukup besar pada para peternak maka kami mengambil langkah tegas dengan memberikan berbagai bantuan,” tandasnya. (Ril)
Tidak ada komentar