Bumi Sriwijaya – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang menggelar rapat koordinasi lanjutan membahas Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yaitu komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya bersama pihak terkait di ruang rapat pamong budaya, Disbud kota Palembang, Kamis (19/1) dengan di pimpin Kepala Disbud Kota Palembang Agus Rizal AP Msi.
Rapat di bagi dua sesi segi pagi menghadirkan zuriat Pangeran Kramajaya di pimpin Raden Iskandar Sulaiman lalu sesi siang di hadiri pihak yang klaim tanah Pangeran Kramajaya yaitu Asit Chandra di wakili pengacaranya dan latief.
Turut hadir diantaranya Perwakilan Ditjen Kemendikbud RI, Balai Pelestarian Kebudayaan VI Sumatera Selatan, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) kota Palembang, Brin Sumsel, kepolisian, BPN kota Palembang.
Sebelumnya (30/12/2022). Hampir seluruh nisan di areal komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya dan keluarga yang terletak di Jalan Segaran, Lr Kambing, Kelurahan 15 Ilir, IT I, Palembang, di patahkan dan dihancurkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kali ini areal komplek pemakaman luasnya 500 meter persegi kini dikeliling di tutup dengan seng oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Pemakaman Pangeran Kramajaya dan keluarga sudah tercatat di Dinas Kebudayaan Kota Palembang dengan nomor urut 013 dan sudah tercatat di Nomor Registrasi Nasional : PO2018090600566.
Kepala Disbud Kota Palembang Agus Rizal AP Msi membenarkan pihaknya hari ini menggelar rapat koordinasi lanjutan terkait sengketa Komplek Pemakaman Pangeran Kramajaya.
“intinya adalah kami lagi menggali data-data terkait dengan makam Kramajaya baik dari sisi pak Iskandar dan pak Asit Chandra selaku pembeli maupun pak Latief , “ katanya.
Selain itu menurutnya para pihak mengecam pengrusakan terhadap makam Pangeran Kramajaya dan pihaknya berharap kedua belah pihak menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan atau merusak objek di duga cagar budaya ini karena sesuai undang-undang apabila objek di duga cagar budaya harus di lindungi.
“Kami mendorong percepatan dokumen sehingga bisa di verifikasi oleh tim verifikator secepatnya jadi kami minta waktu kemana mereka dokumen untuk verifikasi itu segera dilengkapi baik dari pak Iskandar maupun kami minta juga data dari pak Latief bagaimana garis keturunan sebenarnya,” katanya.
Sedangkan perwakilan zuriat Pangeran Kramajaya Raden Iskandar Sulaiman mengatakan, seluruh permasalahan soal makam Pengeran Kramajaya sudah jelas dan nampak.
“Dari pihak BPN sudah jelas, sudah disampaikan tadi dalam pertemuan dan Insya Allah semua berjalan sempurna , cuma terus terang saya akan tetap berjuang bersama yang lain walau tetap bagaimanapun aku tetap di depan, aku tidak mau di injak –injak,” katanya.
Soal pemasangan pagar seng di kawasan pemakaman Pangeran Kramajaya, Iskandar Sulaiman mengaku sakit hati dan menurutnya tinggal bagaimana langkah Dinas Kebudayaan Kota Palembang bagaimana menyikapi hal tersebut.
Mengenai pemindahan Makam Pangeran Kramajaya dari Probolinggo ke Palembang, menurut Iskandar Sulaiman tidak ada kebenaran alami yang ada kebenaran sejarah. “Itu saja patokanku, “ katanya.
Iskandar Sulaiman kembali menegaskan kalau komplek Makam Kramajaya tidak akan dipindahkan. “ Tinggal keputusan Dinas Kebudayaan kota Palembang, bagaimana, saya tidak pernah mundur,” katanya.
Sedangkan kuasa hukum Asit Chandra, Erawan SH mengatakan, dalam rapat tadi menurutnya masih membahas dokumen masing-masing dari para pihak yang diundang rapat karena masih kurang. “ Belum putus hari ini,” katanya.
Dia mengaku kliennya membeli lahan tersebut tahun 2009 di buat SHM dan balik nama 2010. Soal lahan yang dibeli adalah Komplek Makam Pangeran Kramajaya, Erawan mengaku dirinya tidak sampai disitu. “ Yang tahu sudah dibeli dan sudah ada SHM balik nama pak Asit Chandra,” katanya.
Dia mengakui pihak Dinas Kebudayaan kota Palembang meminta data kepada Asit Chandra selaku pembeli lahan. Sebelumnya tahun 2010 , Komplek makam Pangeran Kramajaya ini juga pernah ditimbun oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, malahan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustina dan Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang kala itu di jabat Ir Sudirman Teguh sempat melihat langsung kondisi pemakaman yang sempat di timbun oleh oknum tidak bertanggungjawab.
Akhirnya Jumat (27/7/2018) zuriat Pangeran Kramajaya berinisiastip melakukan penggalian di dalam komplek makam Pengeran Kramajaya dan akhirnya satu persatu penggalian yang dilakukan dikedalaman satu meter lebih tersebut ditemukan sejumlah makam-makam yang masuk dalam komplek pemakaman Pangeran Krama Jaya.
Hingga , Senin (30/7/2018) sudah hampir 20 makam lebih telah berhasil di gali dari timbunan tanah oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Keturunan kelima Pangeran Kramajaya Raden Iskandar Sulaiman SH (BP/udi) Sebelumnya, dalam catatan sejarah Pangeran Kramajaya merupakan penguasa terakhir diera Kesultanan Palembang Darussalam. Nama lengkapnya ialah Raden Abdul Azim Nato Dirajo, bergelar Pangeran Kramojayo Perdana Menteri.
Ayahnya bernama Pangeran Nato Dirajo Muhammad Hanafiah bin Pangeran Wira Manggala Muhammad Qosim bin Pangeran Nato Dirajo Lumbuk bin Pangeran Ratu Purbaya bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman Candi Walang. Sedang ibunya adalah R.A. Nato Dirajo Manisah bt Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin.
Ia dilahirkan di Palembang, hari Kamis, bulan Ramadhan 1207H atau 1792 M, pukul 10 pagi. R.Abdul Azim bungsu dari 7 bersaudara kandung, mereka ialah: R.Hasyim, R.A.Sobihah, RM. Bahauddin, RM. Rasyid, RA. Adipati Sarihah, Pangeran Haji Krama Nandita Abdul Aziz, dan Pangeran Krama Jaya Abdul Azim.
Selain mendapatkan pendidikan utama dari ayahnya sendiri, ia juga mendapat didikan di lingkungan kraton, belajar kepada para ulama besar Palembang waktu itu, menuntut ilmu-ilmu agama, ilmu siasah, ilmu perang, pencak silat dan lain-lain. Ia juga mengamalkan Tarekat Sammaniyah dan Tarekat Rifa’iyah.
Selaku priayi dan bangsawan Palembang, Kramajaya pernah menduduki jabatan penting di Kesultanan Palembang Darusallam, diantaranya: Menantu SMB II ini merupakan Komandan Buluwarti Timur di BKB dalam perang Menteng (1819), Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu “Meriam Sri Palembang”, Panglima Perang Kesultanan Palembang., Duta utusan SMB ll, Perdana Menteri Kesultanan Palembang (1823-1825), Regent Rijksbestuurder/pepatih (1825-1851) dan sebagainya.
Pangeran Kramajaya menikah dengan putri SMB ll yg bernama R.A. Kramo Jayo Khotimah, dari pernikahan ini dikaruniai 7 putra-putri:
1. R.A.Azimah
2. R.A.Syaikho
3. R.A. Zakiah
4. Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz
5. Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib
6. R.A. Fatimah
7. R.A. Zubaidah
Sedang dari isterinya yang lain, ia memperoleh sekitar 18 orang anak lagi. Pada tanggal 29 Syawal 1267H atau bulan Agustus 1851, malam Rabu, Pangeran Kramajaya ditangkap karena tetap menentang kepada kolonial Belanda. Beliau diasingkan ke Purbolinggo-Banyumas (Jatim) dengan menumpang kapal asap waktu itu.
10 tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 1862 ia wafat dalam usia 70 tahun. Kemudian jenazahnya dipindahkan ke Palembang, di kampung 15 Ilir, di Jalan Segaran, Lr Kambing, Kelurahan 15 Ilir, IT I, Palembang. (Ril)
Tidak ada komentar