Bumi Sriwijaya – Kelangsungan keberadaan ikan lokal asli Provinsi Sumsel tak luput dari perhatian Gubernur Sumsel H. Herman Deru. Untuk menjaga kelestariannya, Gubernur Herman Deru pun gencar menggandeng banyak pihak salah satunya Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI).
Hal itu diungkapkannya saat membuka kegiatan Pertemuan ke-1 Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) Tahun 2023 dan Penebaran Benih Ikan Lokal Sumsel di Embung Universitas Sriwijaya, di Hotel Beston Kamis (9/3) pagi.
Menurut Herman Deru keberadaan ikan-ikan air tawar itu saat ini cukup membuatnya miris. Karena untuk memenuhi kebutuhan ada beberapa jenis ikan seperti ikan toman, dan ikan gabus yang harus didatangkan dari daerah lain.
“Kami sebagai warga Sumsel yang ada di pemerintahan berharap banyak dengan adanya pertemuan ini. Paling tidak dapat melahirkan rekomendasi agar kami dapat ilmu bagaimana mempertahankan spesies ini,” jelasnya.
Lebih jauh Herman Deru mengatakan bahwa tingkat konsumsi ikan di Sumsel cukup tinggi tak berbeda jauh dengan negara Jepang. Bukan hanya gemar mengkonsumsi ikan, beberapa masyarakat kabupaten di Sumsel juga bahkan sangat mengandalkan tangkap ikan laut maupun air tawar.
“Karena itu Bapak/Ibu yang akan melahirkan intelektual baru, kami harap tidak hanya membekali mereka ilmu pengembangbiakan tapi juga cara bagaimana mempertahankan agar spesies ini tetap ada,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu Ia juga mengatakan sangat berterimakasih karena Sumsel telah dipercaya menjadi tuan rumah. Menurutnya pemilihan ini sangat pas karena memang Sumsel merupakan daerah yang sebagian besar adalah perairan.
“Konsumsi ikan masyarakat ini sangat tinggi. Pindang saja banyak ada 9 macam, belum lagi pempek itu sudah jadi makanan kedua setelah nasi. Makanya perlu ada peningkatan produksi baik itu budidaya maupun tangkap. Makanya kami senang sekali ada pertemuan ini dan kami tunggu hasil rekomendasinya” jelas Herman Deru.
Menurut Gubernur Herman Deru upaya Pemprov memenuhi kebutuhan ikan, daging dan sayur sudah dilakukan sejak akhir tahun 2021 lalu melalui program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Program tersebut pun mulai memberikan hasil nyata. Tak hanya mampu membuat masyarakat mandiri secara pangan namun juga mampu ikut mengendalikan inflasi dan menekan angka kemiskinan bahkan menurunkan stunting.
“Penurunan angka stunting yang kita lakukan hingga 6,2 persen dan tinggi secara nasional. Karena masyarakat kita ajak menanam cabai, bawang sendiri dan beternak ikan dan unggas,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia sekaligus Dekan Fakultas Pertanian Unsri Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr, mengatakan acara ini digelar 8-9 Maret dan diikutisebanyak 100 peserta dari 99 Perguruan Tinggi (PT) Perikanan dan Kelautan di Indonesia.
Dalam kegiatan ini juga akan dibahas berbagai isu mengenai perikanan dan kelautan termasuk dukungan PT Perikanan dan Kelautan dalam rangka mendukungn kebijakan nasional membangun sektor perikanan dan kelautan.
Melalui kegiatan ini diharapkab akan lahir gagasan kreatif dan masukan-masukan yang konstruktif bagi kemajuan sektor perikanan dan kelautan yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung ekonomi di Indonesia.
Selain diskusi, kegiatan itu juga diisi dengan penebaran benih dan induk ikan serta udang lokal di Embung Unsri lebih dari 10.000 ekor yang terdiri dari 20 spesies ikan lokal Sumsel. Adapun kegiatan itu sendiri dibuka ditandai dengan pemukulan gong serta penyerahan plakat dan cinderamata.
Turut hadir Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. IPU. ASEAN. Eng, Sekretaris FP2TPKI Prof. Ir. Tri Winarni Agustini. M.Sc., Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Unsri Prof. Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr, Dekan Fakultas MIPA, Prof. Hermansyah, S.Si, M.Si., Ph.D dan Para Kepala OPD Prov. Sumsel. (Ril)
Tidak ada komentar