Bumi Sriwijaya — Seniman Batang Hari Sembilan, Sahilin, meninggal dunia pada hari ini.
Sahilin dikenal sebagai seniman yang menciptakan karya bernama Batanghari Sembilan dan memiliki karir yang cemerlang di dunia musik daerah. Ia eksis di Kota Palembang, Sumatera Selatan dan dikenal dengan ciri khasnya yang identik dengan baju batik dan kacamata hitam dalam setiap penampilannya.
Berikut profil sahilin yang sumselindependen rangkum dari media porosampera.com.
Bakat seni Sahilin mengalir dari sang ayah, Mat Soleh, yang kerap melantunkan lagu-lagu ketika berkebun.
Pada saat itu, Sahilin meminjam gitar sang ayah dan belajar bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu daerahnya.
Karir bermusiknya dimulai dari seorang teman bernama Harif yang senang mendengarkan dan merekam dari radio pada tahun 1973.
Sahilin merupakan seniman kelahiran Dusun Benawe, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan tinggal di kawasan Tanggo Buntung, Palembang.
Ia dikenal dengan kesederhanaan dan profesionalismenya di tengah masyarakat.
Sahilin selalu menghargai janji untuk tampil dan tidak pernah mengecewakan dalam setiap penampilannya.
Konsistensinya di bidang seni mendapatkan gelar sebagai Maestro Seni untuk Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007.
Sahilin meninggal di usia 59 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka yang berada di kawasan 35 Ilir Palembang.
Ia menikah dengan Asmawati pada 1977 dan dikaruniai enam orang anak, namun tiga diantaranya meninggal.
Pada tahun 2012 sang istri juga meninggal yang membuat Sahilin kadang larut dalam kesedihan.
Seniman yang sangat dihormati ini akan selalu dikenang oleh banyak orang atas pengabdiannya di bidang seni. (pp)
Tidak ada komentar